Selasa, 28 Oktober 2014

Karya Tere Liye


Siapa yang tidak kenal Tere Liye? mungkin anda sudah tidak asing mendengar namanya. Tidak sedikit  penggemar dari karya penulis ini, saya misalnya. Bahkan ada beberapa teman saya yang sebenarnya tidak menyukai membaca tetapi sangat menyukai tulisan dari Tere liye, mereka pada umumnya yaitu yang selalu memantau postingan-postingan bang tere di Facebook.
Seingat saya, karya Tere Liye yang pertama saya baca yaitu  The Gogons yang bercerita tentang beberapa anak manusia yang bersahabat, yang awalnya kehidupannya penuh dengan canda tawa tetapi mulai berubah dengan drastis oleh kejadian-kejadian rumit yang bahkan menimpa satu-persatu diantara mereka. Sayangnya, sampai sekarang ini sequel dari The Gogons masih belum terbit entah karena apa. banyak dari para peminat The Gogons yang penasaran dan bahkan menanti dari sequel ini dikarenakan selain banyak teka-teki the gogons yang butuh jawaban, genre dari cerita ini juga lebih berbeda dari tulisan bang tere yang lainnya.
Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin. Yah... saya berpikiran daun ini sungguh ramah (?). Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin merupakan salah satu karya bang Tere yang sangat terkenal, walaupun tebal buku dari serial ini menurut saya cukup tipis dibanding karya bang tere yang lain namun pesan dan konflik dari cerita sangat bisa tersampaikan oleh pembaca. Selain itu nilai plus dari novel yang satu ini yaitu setiap kata dari hasil tulisan bang Tere sangat sarat akan makna. Konflik hati, serta dilengkapi dengan kata yang tersirat namun mudah dicerna ini membuat para pembaca dapat hanyut kedalam cerita. Singkatnya cerita ini tentang cinta seorang gadis kecil kepada seseorang yang dianggap sebagai malaikat penolongnya, tetapi dilain pihak sigadis merasa tidak pantas untuk mencintai si malaikat tersebut dan memilih untuk memendam perasaannya sendiri.inilah Quotes yang mungkin sering anda lihat yang sebenarnya berasal dari novel tersebut.  Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar